Luput Dari Pengawasan. PT. Arpex, Kakangi Permenaker, Abaikan Keselamatan Kerja.
Lubuak Basuang, merapinews.com - Memiliki nama besar bagi sebuah perusahaan, bukan jaminan akan menjaga keselamatan kerja buruhya.
Itulah yang dipertontonkan secara telanjang oleh rekanan kontraktor PT. Arpex Prima Dhamor, ketika melakukan peningkatan aspal ruas jalan Provinsi Lubuk Basung-Maninjau Nagari Siguhuang, Kecamatan Lubuak Basuang Kabupaten Agam-Sumatera Barat.
Peningkatan ruas jalan sepanjang 5 km, selain mengangkangi hak rakyat pembayar pajak, kerena tertutupnya informasi melalui plang proyek. Juga para pekerja rawan terlindung dari keselamatan kerja.
Ironisnya, ketika aspal hot mix dengan suhu diatas 80 derajat, terhampar diruas jalan, ada pekerja pakai sendal jepit (tarompa japang) meratakan dengan mengais pakai alat se adanya.
Padahal, sesuai Peraturan Mentri Tenaga Kerja No. 5 tahun 1996, telah mengingatkan Sistem Keselamatan, Kesehatan Kerja (SMK3),
Tapi, hal itu dikangkangi perusahaan.
Sementara pengawas dari Dinas terkait baik dari PUPR Provinsi dan Kabupaten juga abai.
Dampaknya, selain membahayakan keselamatan pekerja, juga berpengaruh pada profil pengaspalan, sehingga menimbulkan gelombang yang tidak merata pada ruas jalan.
"Kondisi itu yang terjadi pada ruas jalan Lubuak Basuang-Maninjau", ujar wakil ketua Lembaga Investigasi Penyelamat Aset Negara (LI BAPAN) Sumatera Barat, Zainal Abiddin HS.
Menjawab pertanyaan, Zainal Abiddin menyesalkan kurangnya pengawasan dari institusi terkait. Seperti Dinas PUPR Provinsi sebagai pemilik proyek dan Dinas PUPR Agama sebagai perpanjangan tangan.
Meski belum diperoleh konfirmasi dari Kepala Bidang (Kabid) Jalan PUPR Sumbar, Doddi Rinaldi, kendati sudah dihubungi secara patut.
Demikian juga direktur PT Arpex Prima Dhamur Bobby, sebagai generasi penerus perusahaan yang dirintis sang ayahnya Asli Khaidir.
Pada pekerjaan dalam paket yang sama. PT. Arpex, juga dipercaya membangun beton bahu jalan.(asroel bb).
