Kisruh Partai Golkar, Kader Tolak Deddy Chandra Sebagai Ketua Partai Golkar Bukittinggi.
Bukittinggi,merapinews.com _ Ricuh pemilihan Ketua DPD II Bukittinggi, masih berbuntut panjang. Sejumlah kader partai berlambang pohon beringin di Bukittinggi, menolak Deddy Chandra SH sebagai Ketua Partai hasil Musda DPD I partai Golkar Sumbar 9 Juli 2021.
Penolakan Deddy Chandra itu sebagai Ketua Partai Golkar Bukittinggi terpampang dibeberapa baliho dan disekretariat Partai Golkar jalan Sudirman Bukittinggi.
Sebelumnya 8 April 2021 Partai Golkar DPD II Bukittinggi menetapkan. Kamasril Katik sebagai Ketua Partai Golkar Bukittinggi priode 2021-2025.
Dalam Musda yang sempat ricuh itu terjadi ketika pemilik hak suara memunculkan kandidat yang akan memimpin Partai Golkar Bukittingg lima tahun kedepan.
Dari lima pemilih yang mempunyai hak suara sah dua diantaranya memunculkan calon ketua bukan berasal dari kader partai, sementara tiga suara lainya lebih memilih kadernya sendiri memimpin partai berlambang pohon beringin.
Kendati awalnya Musda itu berjalan normal dan dibuka secara langsung oleh ketua DPD I Partai Golkar Sumbar Khairunnas, namun dalam perjalanana terjadi kisruh ketika nama Deddy Chandra dimunculkan.
Heboh dan kusruh tidak dapat dielakan. Namun Musda tetap dilangsungkan karena telah memenuhi quorum pemilik suara sah 2/3.
Dalam Musda itu nama Kamasril Katik muncul sebagai pemungkas dan dia berhak memimpin partai Golkar Bukittinggi Lima tahun kedepan.
Namun yang terjadi, DPD I Partai Golkar Provinsi Sumbar lebih merekomendasikan Deddy Chandaria SH, memimpin partai besutan Orde Baru itu.
"Yaaa. Kami sudah menetapkan Deddy Chandra sebagai ketua Partai Golkar Bukittinggi" ujar ketua DPD I Partai Golkar Sumatera Barat Khairunnas dibalik gagang telefonya.
Sebab Musda DPD II partai Golkar Bukittinggi April 2021 ilegal, karena legalitas pemilik suara pemilih kaladuarsa per bulan Desember 2020.
Meski Khairunnas belum menerbitkan Surat Keputusan (SK), pengangkatan Deddy Chandra sebagai ketua partai Golkar Bukittinggi, namun riak nan ndak sedap itu menyeruak setelah Walikota Bukittinggi Erman Safar, melalui mempostingan di media sosial memberi ucapan selamat atas terpilihya Deddy Chandra sebagai ketua DPD II partai Golkar Bukittinggi versi Musda 9 Juli 2021 di Padang.
Postingan Erman Safar Itu menyulut reaksi, bahkan di sekretariat DPD II partai Golkar Bukittinggi terpampang baliho penolakan Deddy Chandra sebagai ketua partai Golkar Bukittinggi.
"kami menolak dipimpin oleh Deddy Chandra sebagai ketua Partai Golkar Bukittinggi", ujar kader Golkar Bukittinggi Permai Denny.
Dia bukan kader partai yang direkomendasi Anggaran Dasar dan Rumah Tangga. Fasal 21 AD/RT, merekendasikan mereka yang berhak menjadi pemuncak (ketua) partai Golkar adalah kader yang telah lima tahun membhaktikan diri mereka di partai.
Sementara Kamasril Katik, sudah cukup lama berkiprah dipartai dan dia berhak memimpin partai Golkar di Bukittinggi.
"Penunjukan Kamasril Katik sebagai ketua partai Golkar Bukittinggi tidak sah", ujar ketua DPD I partai Golkar Sumbar Khairunnas.
Alasanya, urai Khairunnas karena legalitas peserta Musda di Bukittinggi 8 April sudah kaladuarsa terhitung Desember 2020.
Tudingan ketua DPD I partai Golkar Sumbar itu, dibantah ketua terpilih hasil Musda DPD II partai Golkar Bukittinggi April 2021, Kamasril Katik.
Kalau Musda Golkar di Bukittinggi April 2021 itu ilegal, berarti kehadiran ketua DPD I Partai Golkar Sumbar membuka Musda juga ilegal, yang terjadi justru sebaliknya. Musda itu sendiri dibuka oleh ketua DPD partai Golkar Sumbar Khairunnas. ", Kata Kamasril menyesalkan.
Menurut Kamasril, siapapun bisa menduduki jabatan ketua partai asal mereka betul betul berasal dari kader partai sesuai fasal 21 Anggaran Dasar dan Rumah Tangga partai. Pasal itu menyebutkan setidaknya calon ketua itu sudah lima tahun sebagai kader dan tidak terputus.
"Kita (Golkar) tidak menafikan siapa saja bisa jadi punggawa di partai Golkar, kalau mereka berkontribusi dengan partai. Ini kaan tidak. Desember tahun lalu calon ketua partai DPD II Bukittinggi, yang digadang-gadang itu masih terlihat memakai kostum partai lain yang dipimpin oleh Walikota Bukittinggi Erman Syafar, tuding Kamasril.(asroel bb)