News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Ketua DPRD Sumbar: Sektor Yang Paling Terdampak Pandemi Covid -19. Pariwisata dan UMKM

Ketua DPRD Sumbar: Sektor Yang Paling Terdampak Pandemi Covid -19. Pariwisata dan UMKM



   Kabupaten/Kota harus memiliki satu                   destinasi wisata unggulan


Limapuluhkota,merapinews.com - Dua sektor yang paling terdampak pandemi Covid -19. Pariwisata dan UMKM, sehingga dua sektor ini harus jadi perhatian. Untuk itu pihaknya mendorong Kabupaten/Kota miliki satu destinasi wisata unggulan dengan program unggulan

Ketua DPRD Sumbar Supardi menyatakan hal  itu ketika ia mensoialisasikan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 14 tahun 2019 tentang perubahan atas Perda Nomor 3 Tahun 2014 tentang rencana induk pembangunan kepariwisataan Provinsi Sumatera Barat tahun 2014-2025 di  Kabupaten Limapuluh Kota, Sabtu (6/11).

Menurutnya Kabupaten/Kota harus memiliki satu destinasi wisata unggulan sesuai dengan program unggulan yang tertuang dalam Rangka Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), minimal satu unggulan.


Dikatakanya, potensi wisata baru yang belum masuk dalam perda Nomor 3 Tahun 2014, yaitu wisata halal, wisata taman bumi atau geopark, wisata digital, dan experience tourism.

Secara umum Pemprov Sumbar, DPRD Sumbar dan berbagai pihak lainnya kini sedang berdiskusi untuk menentukan objek wisata yang akan menjadi destinasi internasional.

Ia, mencontohkan sejumlah objek wisata yang sudah didiskusikan seperti Talang di Solok, Rencana Geopark di Kabupaten Limapuluh Kota. 

Diharapkanya dengan bangkitnya kembali pariwisata di Sumatera Barat dan meningkatnya kunjungan wisata akan berdampak langsung kepada pelaku UMKM.

Supardi, tidak menampik dampak pandemi COVID-19 lebih dari separo pelaku UMKM Sumbar yang harus mati. Umumnya yang mati itu UMKM kecil, karena mereka tidak didukung dengan permodalan yang cukup.

Isu strategis pembangunan kepariwisataan di Sumatera Barat, yakni pariwisata halal, geopark, pariwisata berbasis digital dan ekonomi kreatif serta pengalaman wisatawan melalui atraksi dan desain ruang destinasi.

Ia mengakui persoalan yang masih  terkendala dalam pengembangan pariwisata saat ini, karena obyek itu belum tertata dengan baik, termasuk sadar wisata belum menjadi ikon masyarakat, belum terintegrasi pembangunan destinasi wisata antar wilayah.

"Di daerah kita belum memiliki paket-paket wisata yang terintegrasi satu sama lainnya di pariwisata Sumbar maupun destinasi wisata unggulan pada daerah lainnya," katanya.

Contohnya seperti pengembangan wisata kuliner di Kota Payakumbuh se harusnya terintegrasi dengan potensi wisata yang ada di Kabupaten Limapuluh Kota.

"Seharusnya ini saling menguntungkan untuk dua daerah, Kabupaten Limapuluhkota yang memiliki potensi wisata dan kota Payakumbuh yang miliki kuliner. Pas kaan?," ujar Supardi.(kenong).

editor : asroel bb.

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.