News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Ironi Keluarga Miskin, Bantuan PKH Dijual Harga Pasar di Sijunjung

Ironi Keluarga Miskin, Bantuan PKH Dijual Harga Pasar di Sijunjung


Sijunjung,merapinews.com -
Terindikasi program  keluarga harapan jadi ajang bisnis di Sijunjung.

Program Pemerintah menyelamatkan ekonomi masyarakat dampak pandemi Covid-19, turus dilakukan .

Teranyer melalui Program Keluarga Harapan (PKH). Program itu  merupakan program pemberian bantuan langsung sosial bersyarat kepada masyarakat keluarga miskin yang ditetapkan sebagai keluarga penerima manfaat PKH. 

Warga yang termasuk dalam kategori keluarga penerima manfaat PKH, diantaranya keluarga miskin dengan kriteria ibu hamil/menyusui, memiliki anak berusia 0 sampai dengan 5 tahun 11 bulan.

Atau memiliki anak usia sekolah dari tingkat   Sekolah Dasar (SD/MI), sampai Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs) sederajat. Dan bisa juga anak anak SMA/MA atau sederajat.

Ibu hamil/nifas, misalnya pada tahun ini (2021..red) mendapat bantuan Rp. 3 juta/tahun. Anak usia dini sampai 0,6 tahun sama dengan ibu jamil juga mendapatkan Rp. 3 juta/tahun. Sementara anak usia Sekolah Dasar dan sederajat sampai SMA menerima Rp. 900.000,-/tahun.

Menurut Ketua umum LSM Investigator Telusur Tindak Pidana Korupsi dan Perlindungan Hak Rakyat (Intel Tipikor phri) Perwakilan Sumatera Barat, Jhoni Mandai.

Pemberi bantuan dalam bentuk uang  yang dikucurkan pemerintah, dimaksudkan agar asupan nutrisi masyarakat tetap terpenuhi. Artinya masyarakat bebas memanfaatkan dana itu, meski mereka tetap tinggal dirumah dampak  pandemi Covid-19.

Realitanya di Kabupaten Sijunjung, kata Jhony Mandai menjawab pertanyaan. Bantuan dalam bentuk uang tunai itu diartikan lain, dengan kata lain disulap dan diganti dengan pemberian sembako senilai bantuan yang diterima masyarakat. Caranya?. Oknum pemerintah tempatan melalui Dinas Sosial membuka e warung di sejumlah kawasan dan Kecamatan.

Melalui e warung itulah dana PKH dicairkan, tapi tidak dalam bentuk uang tunai, melainkan dalam bentuk sembako senilai bantuan yang dikucurkan pemerintah.

Inilah yang patut dicurigai, sebab harga bahan pokok sembako itu harganya sama dengan pasar. 

"Jhoni mencontohkan harga beras per kilogram dihargai Rp. 12.500,- sementara telor Rp. 45.000,-/papan isi 30 butir", Ujar Jhoni.

Sementara harga beras dengan kualitas sama di Huler (penggilangan padi) harganya cuma.Rp. 11.000,-/Kg. Artinya dari hasil jual beras Dinas Sosial Kabupaten Sijunjung sudah peroleh keuntungan Rp. 1.500,-/Kg.

Fantastis memang. Ini yang namanya menangkap ikan pakai jaring (tangguak) di air keruh. Artinya, kalau penduduk Kabupaten Sijunjung berjumlah 240.000 jiwa. Itu artinya miliaran rupiah dana bantuan pemerintah pusat untuk asupan nutrisi umat Sijunjung, melenceng kekantong oknum pengelola dana PKH.

Sementara Kepala Kepala Dinas Sosial Yofrital, tidak membantah hal itu.

Kecuali menyangkut harga sembako. Dihubungi melalui Wa. Yofritas menyebut harga sembako e warung mengikuti harga setempat dan dapat fluktuatif sesuai pergerakan harga saat penualuran.

"Harga itu audah di patok sesuai harga setempat", ujar Yofritas.(mon effery/edri jamal)

editor : asroel bb.

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.