Masjid Al-Ikhlas Pakandangan Tanpa Jendela dan Pintu.
oleh : asroel bb.
Kurun waktu tahun tahun terakhir, masyatakat yang melintas jalur jalan Negara, atau tepatnya di Kilometer Lima dari dan atau ke Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman, pasti pernah melirik sebuah bangunan pakai kubah.
Bangunan itu masjid Al Ikhlas Nagari Pakandangan. Kecamatan Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman.
Sama dengan bangunan masjid lainya, terlihat tidak ada yang istimewa. Namun apabila umat jeli, ada yang ganjil dan tidak biasa dari bangunan sebuah masjid lainya.
Galibnya sebuah masjid, pasti pakai pintu dan jendela.
Dibanyak tempat pintu dan jendela masjid dibuat sekokoh dan se elok mungkin, bahkan ada terbuat dari kaca tebal ukuran di atas 5 mm, ditambah alat pendingin AC, semua itu dimaksudkan agar jamaah tenang dan khusyuk menunaikan ibadah sholat. Tapi tidak untuk masjid Al Ikhlas.
Di Masjid itu selain terlihat satu-satunya sekat batas Syaf perempuan dan laki-laki, selebihnya bentangan tikar sholat.
Bagi mushafir yang melakukan perjalanan jarak jauh. Acap menjadikan masjid itu sebagai tempat melepaskan penat (rest area).
Rahmi, ibu tiga anak yang mengais rejeki disebuah warung dilokasi itu bertutur, jumlah kunjungan masjid Al-Ikhlas setiap saat terus berdatangan.
Ketika azan Maghrib berkumandang, area parkir bagai tidak mampu menampung jumlah kendaraan jamaah, bahkan sampai melimpah sisi jalan raya.
Istimewanya bagi musyafir yang melakukan perjalanan jarak jauh, acap menjadikan masjid Al-Ikhlas sebagai tempat istirahat. Termasuk Jumat, warga menyediakan Jumat barokah.
