Selamatkan Perekonomian Masyarakat, Bupati Safaruddin Berada di Dua Persimpangan
Bupati Kabupaten Limapuluhkota Safaruddin Dt. Bandaro Rajo, bagai berada persimpangan. Dua program yang nyaris berbenturan harus ia selamatkan.
Dua pilihan harus diambil. Menunggu normalisasi Batang (Sungai) Sinamar, sebagai antisipasi banjir atau menyelamatkan sedini mungkin infrastruktur jalan perekonomian masyarakat perbatasan nagari Taram, Kecamatan Harau. Kabupaten Limapuluhkota - Sumatera Barat.
Bila saja Bupati berkesimpulan menunggu realisasi normalisasi Batang Sinamar. Artinya masyarakat Nagari Taram, harus bersabar sampai tahun 2023, karena pendanaan Nomalisasi Batang Sinamar di anggarkan melalui APBN Kementrian pertengah tahun 2023.
Sementara Dewan Perwakilan rakyat di DPRD, sudah ketok palu menganggarkan pendanaan peningkatan dan pengaspalan dua ruas infrastruktur jalan di Nagari Taram.
“Kita selamatkan infrastrktur jalan terlebih dahulu agar perekonomin masyarakat terus bergerak”, ujar Bupati menjawab pertanyaan di Payakumbuh, pekan lalu.
Sebab, katanya bila kita terus menunggu dan menunggu realisasi normalisasi batang Sinamar, akan berdampak terhadap pergerakan perekonomian masyarakat. “Hal ini tidak kita inginkan”, katanya.
Padahal Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten Limapuluhkota yang terungkai dalam Visi dan Misi Kepala Daerah, diharapkan pergerakan perekonomian masyatakat daerah terujung dan daerah perbatasan mewarnai pembangunan Kabupaten Limapuluhkota.
Terpisah. Pelaksana tugas (plt) Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (Kadis PUPR) Kabupaten Limapuluhkota Rilza Hanif, tidak menampik pernyataan Bupati Safaruddin.
“Benar, tahun ini kita akan lelang dua paket proyek infrastruktur jalan aspal di dua titik di Nagari Taram”, ujarnya.
Dua rusa jalan itu, kata Rilza Hanif. Ruas jalan Kapalo Banda Banda – Taram, sepanjang 700 meter dan ruas jalan Taram – Bukik Limbuku sepanjang 1,2 Km.
Menjawab pertanyaan Hanif menyebut pendanaan pengaspalan ruas jalan Taram – Bukik Limbuku Rp. 2,25 miliar. Sementara Taram – Kapalo Banda Rp. 1,2 miliar.
Meski Rilza Hanif, tidak menyebut jadwal lelang dua paket pekerjaan itu. Namun ia memastikan sampai Oktober nanti, kondisi dua ruas jalan yang meuju obyek wisata yang dikelola anak nagari Taram sudah mulus, dan wisatawan yang berkunjung kedaerah tersebut sudah dapat menikmati ke elokan obyek wisata air jernih nan elok yang jauh dari kata polusi.(asroel bb).