News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Space Bubbles untuk Hadapi Climate Change

Space Bubbles untuk Hadapi Climate Change


Oleh : Annisa Arfahmina
Mahasiswa Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Andalas

Peneliti Massachussets Institute of Tehnology (MIT) 2022 menyatakan bahwa adanya perencanaan sebuah proyek gelembung raksasa atau spaces bubbles yang befungsi sebagai pelindung antara bumi dan matahari. 

Proyek ini bertujuan untuk mencegah efek lebih lanjut dari perubahan iklim (climate changes). 

Perubahan iklim disebabkan baik secara langsung maupun secara tidak langsung akibat aktivitas manusia sehingga mengubah komposisi dari atmosfer global dan variabilitas iklim alami pada perioda waktu yang dapat dibandingkan. 

Menurut The Byte’s yang dipelopori oleh MIT’s Sensible Cities Lab mengajukan pertanyaan yaitu apa yang akan terjadi jika perubahan iklim sudah terlalu jauh kemudian apakah solusi dari permasalahan ini.


Byte (2022) dalam program yang bertajuk Space Bubbles para ilmuwan merespon bahwa salah satu tindakan darurat dalam penanganan ini yaitu direalisasikannya “rekayasa geo surya” yang didasarkan pada gagasan bahwa para peneliti dapat mengurangi dampak dari pemanasan global dengan memantulkan kembali sinar matahari ke luar angkasa menggunakan bahan kimia. 

Studi ini difokuskan pada pendinginan atmosfer bumi yang semakin dipengaruhi oleh perubahan iklim dan pemanasan global, namun para peneliti masih menyatakan kehati-hatian terkait penelitian ini karena cukup beresiko dan bias menimbulkan hal yang tidak diinginkan. 

Penelitian dari Harvard John A. Paulson School of Engineering and Applied Sciences (SEAS) menemukan bahwa rekayasa geo surya mungkin sangat efektif dalam mengurangi beberapa dampak terburuk dari pemanasan global pada tanaman. 

Pada masa depan, teknologi rekayasa geo surya ini mungkin saja dibutuhkan dan besar manfaatnya untuk kehidupan bermasyarkat, tetapi bisa saja justru sebaliknya. 

Jadi, rekayasa geo surya ini harus dipastikan apakah efektif dalam mengurangi dampak terhadap manusia dari climate changes karena penggunaan teknologi untuk meredupkan pancaran sinar matahari merupakan jalan terakhir dalam upaya mengatasi perubahan iklim.

Berdasarkan penelitian dan laporan yang dijabarkan, para peneliti memberikan hipotesis spekulatif yang diinginkan yaitu meluncurkan sebuah instrumen ruang angkasa yang akan membuat gelembung antara matahari dan bumi. 

Gelembung ini dapat melindungi bumi dari sinar matahari sehingga solusi rekayasa geo surya bisa mengurangi puing-puing atau sampah yang berada di angkasa secara signifikan. 

Bentuk fisik dari gelembung-gelembung ini berupa gel yang transparan, kemudian diletakkan pada titik jarak jauh matahari dan bumi dan tetap dimungkinkan berada pada orbit tetap relatif terhadap bumi. 

Sederhananya, rekayasa geo surya ini seperti mengatur jumlah matahari yang singgah ke atmosfer dan mengatur dan mengontrol pengurangan pemanasan global. 

World Meteorological Organization (WMO) telah merekam bahwa tahun terpanas dalam sejarah iklim bumi yaitu tahun 2020. 

Upaya utama dalam menyikapi climate changes yaitu bersikap konstan pada pengurangan emisi gas rumah kaca yang menjadi akar dari permasalahan dari perubahan iklim yang terjadi dewasa ini. 

Pada bulan Desember 2019, kongres memberikan penghargaan kepada National Oceanic and Atmospheric Administration sebesar US$ 4 juta untuk mempelajari teknik rekayasa geo surya dan studi mengenai rekayasa geo surya semakin meningkat di Amerika Serikat. 

Kemudian contoh dalam aplikasi rekayasa geo surya yaitu pada Maret 2011, sekitar 120.000 euro telah dialokasikan oleh Komunitas Madrid untuk proyek peningkatan curah hujan salju melalui “stimulasi awan terkendali” untuk perusahaan Jerman Radiameter Physics. 

Proyek rekayasa geo surya yang lain yaitu pembuatan pohon sintetis dengan kecepatan dan efisiensi yang tinggi sehingga mampu menyimpan CO2 dan membuangnya ke dasar laut.

Berbagai proyek telah dilakukan oleh beberapa peneliti hebat diluar sana untuk mewujudkan sebuah instrumen atau teknologi, hal ini diharapkan bisa menjadi weapon bagi manusia menghadapi perubahan iklim yang terus terjadi.

Akan tetapi, peneliti dan masyarakat harus bersama-sama memperhatikan dampak dari rekayasa geo surya ini. Salah satu dampaknya yaitu pada pola cuaca dan suhu karena kembali lagi ke tujuan awal rekayasa geo surya yaitu untuk mengkondisikan aspek iklim dan mengontrol curah hujan di tempat-tempat tertentu serta mengatur tingkat radiasi matahari. 

Singkatnya, proyek ini bisa dikatakan bahwa manusia seakan ingin membersamai kemampuan Tuhan dalam mengatur alam semesta dan jagat raya. 

Seperti yang diketahui bahwasanya alam ini sudah diatur dengan sedemikian rupa dan alam memiliki caranya sendiri sepanjang waktu dalam mengatur siklus dan tidak tahu konsekuensi apa yang mungkin akan terjadi. 




Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.