Erman Safar: Badai Inflasi Mampu Ditepis Kota Bukittinggi.
Secara nasional kota Bukittinggi sudah keluar dari 10 besar inflasi tertinggi, atau menduduki rasngking ke – 11 dari seluruh kota yang mengalami inflasi, ujar Walikota Bukittinggi Haji Erman Safar SH.
Ia menyatakan hal itu dalam rapat koordinasi Tim Pengendalian inflasi Daerah (TPID) di aula Balai Kota Bukittinggi, Rabu 16/11.
Dalam rapat itu Ia menyebut, berbagai dampak inflasi terus menghadang, dengan meningkatnya jumlah pengangguran dan angka kemiskinan. Termasuk penduduk miskin yang rentan terhadap kenaikan harga, khususnya kelompok harga makanan.
Menurutnya, perkembangan inflasi kota Bukittinggi pada bulan Oktober mengalami deflasi sebesar 0,25% (mtm) atau 7,49% (vov), dari 90 kota IHK, 88 kota yang mengalami inlafasi dan kota yang mengalami deflasi.
“Itu artinya kota Bukittinggi turun peringkat untuk angka inflasi, atau sudah berada pada peringkat ke - 11, dari seluruh kota yang mengalami inflasi”, ujarnya.
Namun ia tidak menampik tingginya inflasi di kota Bukittinggi, disebabkan keterbatasan pasokan komoditas akibat tingginya curah hujan dan kenaikan harga pupuk dan BBM.
Kendati demikian, pihaknya tetap berupaya menjaga kestabilan harga dengan memberikan bantuan sosial (subsidi) pada masyarakat dan UMKM.
“Hanya itu solusi agar kita dapat bertahan dari badai global dengan menjaga daya beli dan mendukung UMKM yang nota bene merupakan tulang punggung ekonomi kota Bukittinggi”, ujarnya.