News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Mardison Warga Jorong Siaua. Nagari Ampalu, Limapuluh Kota. Hidup Satu Ruangan Dengan Ayam

Mardison Warga Jorong Siaua. Nagari Ampalu, Limapuluh Kota. Hidup Satu Ruangan Dengan Ayam


Limapuluh Kota,meapinews.com

Selain percepatan penurunan gejala Stunting. Pemerintah dan Negara terus berpacu menurunkan angka Kemiskinan ektrim diberbagai daerah dengan melibatkan berbagai unsur termasuk TNI dan Polri.


Di Kabupaten Limapuluh Kota sendiri tercatat ada 6.400 Kepala Kuarga  yang berada dalam kondisi miskinan ektrim. Satu keluarga diantaranya nun jauh berada dibawah garis kemiskinan ektrim. 


Pasangan suami istri Mardison (54) dan istrinya Oskarela (34) harus menerima kenyataan pahitnya kehidupan. Mereka hidup dengan menempati sebuah rumah gubuk sempit ukuran 3 X 4 M2 nun jauh dikatakan layak huni.



Dalam keseharian warga Jorong Siaua, Nagari Ampalu, Kecamatan Lareh Sago Halaban, Kabupaten Limapuluh Kota, itu harus hidup berbaur dengan ayam peliharaan dalam satu rumah, satu ruang berdinding Sasak Bugih yang terbuat dari Bambu yang dicacah.


Dalam ruang ukuran 3X4 m itulah pasangan suami istri itu tidur. Dalam ruang sempit itu juga mereka memasak dan makan, dalam ruang sermpit itu juga mereka beraktifitas seperti sholat. Dan diruang sempit tidak layak huni itu juga ternak ayam peliharaan mereka berbaur dengan tuanya dan berkeliaran.


Itu kalau cuaca elok dan hari tidak hujan mereka dapat menjalankan ibadah sholat dirumah. Sebaliknya mereka terpaksa meninggalkan sholat bila cuaca tidak mendukung. 



“Saya terpaksa tidak sholat bila hujan. Itu disebabkan ruang tempat kami beristirahat basah. Lantai tanah yang beralaskan terpal usang digenangi air.  Atap rumah bocor dimana-mana, setidaknya dibutuhkan 9 buah ember untuk menampung bocoran air atap yang terbuat dari tempelan plastrik-plastik bekas. Belum lagin terpaan angin yang menerobos masuk dari celah-celah dinding rumah yang terbuat dari tempelan papan sibiran dan tempelan Bambu sasak bugih (Potongan)” desahnya. 


Kenyataan hidup yang dialamai Pasangan suami istri itu, sebuah realita yang tidak dapat dipungkiri. Bila dibandingkan dengan kandang sapi. Jauh lebih elok kandang sapi karena beratapkan atap seng. 


Meski ia tinggal disebuah gubuk yang tidak pantas disebut sebagai sebuah gubuk. Namun  ia tetap beraktifitas mejalani hidup dengan berusaha membelah kayu api yang laku terjual dengan harga Rp. 2000,- per satu ikat.



“Paling kuat saya membalah kayu itu hanya sampai 10 ikat setiap hari. Dan dengan hasil keringat itulah kami hidup. Itupun kalau ada yang memesan, kalau tidak?”, keluh Mardison sambil mengusap matanya yang mulai tidak normal (rabun). 


Ketua Organisasi Masyakat (Ormas) Pembela Tanah Air Indonesia Bersatu (Pekat IB) perwakilan Kabupaten Limapuh Kota dan Payakumbuh Seoharyono, menyesalkan realita itu terjadi.


Sejatinya kasus kemiskinan nun jauh dibawah ektrim yang menimpa pasangan suami istri itu tidak harus terjadi kalau Pemerintahan Nagari peka dengan realita kehidupan warganya.

“Saya menyesalkan Pemerintah Nagari Ampalu, tidak peka dengan realita kehidupan warganya itu. Setidaknya kemiskinan ektrim yang dialami keluarga Mardison, akan bisa terselamatkan bila perangkat Nagari Ampalu mendata warga mereka. Negara punya tanggung jawab terhadap kehidupan warganya dengan mengelontorkan berbagai program bantuan”, ujar Soeharyono.



Menurut Ujang, demikian Soeharyono dipanggil. berharap Negara segera menyelamatkan keidupan papa waraganya. Pemerintah dalam hal ini Bupati sudah harus turun langsung menyelamatkan kehidupan keluarga Mardison.


Namun Walinagri Ampalu Asrizal, membantah pihaknya tidak peka dengan kehidupan warganya. “Kami sudah pernah mengusulkan bedah rumah pak Mardison itu melalui Dinas Lingkungan Hidup, Kabupaten Limapuluh Kota”, ujar Asrizal menjawab prtanyaan Jumat 18/11.


Usulan itu itui kami sampaikan 3 tahun lalu sebelum pandemi Covid -19 melanda”, ujar Walinagari melalui Kepala Seksi (Kasi) Pemerintahan Nagari Ampalu Hengki. 


“Sebelum pandemi Covid – 19 kami sudah usulkan melalui Dinas Lingkungan Hidup. Demikian juga halnya program bantuan PKH juga sudah sampai pada keluarga Mardison”, kata Hengki. 



Namun Kasipem Hengki gagap menjawab pertanyaan ketika pertinggal surat usulan bedah rumah melalui Dinas LH dipertanyakan.(asroel bb).




Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.