News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Terikasih Pak Walikota. Pedestrian Jam Gadang Bukittinggi Jawab Kebutuhan Palancong.

Terikasih Pak Walikota. Pedestrian Jam Gadang Bukittinggi Jawab Kebutuhan Palancong.


          Bukittinggi,merapinews.com --

Keberadaan Pedestrian jam Gadang sebagai pusat libur sekolah menjawab kebutuhan masyarakat pelancong ke Bukittinggi.

Semua jenis kuliner dengan mudah dapat ditemui dilokasi itu. Termasuk penganan tradisonil dan mainan anak-anak.

Setiap hari puluhan juta bahkan mencapai ratusan juta rupiah terjadi transaksi jual beli terjadi dilokasi itu. Sehingga pedestrian jam gadang menjadi daya tarik bagi wong cilik mencari keberuntungan dan menjawab kebutuhan pelancong disana.


Aisyah, warga Ateh Ngarai (Ngarai Maaram) bersama sang suami tercinta Helmi, sambil mengendong sang buah hati yang berusia 1.5 tahun, tidak sungkan menjajakan mainan anak-anak.

"Kami harus rajin berkeliling lokasi pedestrian jam gadang menjajakan mainan mainan anak-anak", ujarnya.

Dari usaha itulah sumber kehidupan kami. Dan insya allah keuntungan berkisar Rp 200 ribu/hari bisa kami kantongi dibawa pulang.


"Dari kucuran keringat itulah kami hidup bersama dua anak", ujar Aisyah sambil menidurkan anaknya.

Beda dengan Aisyah. Mega (52) warga Kubang Putiah, Kecamatan Banuhampu, Agam, bersama sang suami Harmen, penggalas penjaja makanan dan minuman air dalam kemasan setiap hari juga harus berkeliling menjajakan dagangannya.

Pasangan suami istri itu harus rajin menjajakan dagangannya, sebab dari jerih payahnya itu, selain untuk membayar sewa rumah dan kebutuhan hidup di Bukittinggi, dari usaha itulah biaya kuliah sang buah hati semata wayang dibiayai.


"Anak perempuan saya kini sedang penempuh pendidikan di Fakutas Pertanian Unand di Payakumbuh", katanya.

Jadi kami harus pandai membagi keuangan. Insya allah sampai jam 14.30 Wib Selasa 27/12, kebutuhan makan sudah terpenuhi. Tinggal lagi kami harus menyisihkan dan mengumpulkan uang untuk biaya kuliah sang buah hati.

Dua penjaja dagangan di pedestrian jam Gadang itu, bersyukur selama masa libur sekolah bersamaan dengan hari jadi kota Bukittinggi ke 238, mereka dapat leluasa berusaha, termasuk emak-amak yang menjual Pisang Panggang asal Panganak Bukittinggi.

Meski ia harus meyewa tenda Rp. 1,5 juta, selama masa liburan. Tapi dari hasil keringat menjual pisang panggang. Emak-emak itu dapat memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.

"Alat pangapik pisang itu sudah pernah dipraktekan Walikota Bukittinggi haji Erman Safar", ujarnya sambil menyampaikan ucapan terimakaih pada Walikota Bukittinggi.

Pelataran lantai II Mushala Al Yazid, merupakan sebuah ruang terbuka di pedestrian jam gadang sebagai titik kumpul pedagang penjaja mengaso melepaskan kelelahan setelah Panek ba jojo.(asroel bb).

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.