Diserang OTK 19 Jahitan Di Kepala Ketua Pemenangan Calon Presiden RI Anis Baswedan, Idris Sanur
Sejumlah relawan calon Presiden RI Anis Baswedan, yang tergabung dalam perkumpulan Rumah Gadang Indonesia, mendesak aparat hukum di Bukittinggi, mengusut tuntas kasus menyerangan dan penganiayaan ketua Umum mereka Haji Idris Sanur (56).
Kasus penyerangan yang dilakukan Orang Tak Dikanal (OTK), Senin 2/1-2023, jam 16.45 Wib dirumah kediaman korban jalan Pendidikan Tanah Jua, Kecamatan Aur Birugo Tigo baleh, Bukittingi itu, mengakibatkan haji Idris Sanur, harus mendapat perawatan intensif di Rumah Sakit Yarsi, Belakang Balok.
Tidak hanya Idris Sanur. Istrinya Yusnina(29) juga mendapat perlakuan yang sama. Untung sang istri bisa menyelamatkan diri kelantai II rumah kediaman mereka.
Meski demikian sang istri tidak luput dari tindak penganiayaan, sehingga mengalami luka kena serangan dan terjepit daun pintu.
Salain terdapat luka bekas sabetan senjata tajam di bagian kepala Idris Sanur, dengan 19 jahitan. Juga terdapat luka dan lebam lainya disekujur tubuh.
Sementara dokter mengatakan harus ada tindakan operasi pada rusuk bagian kiri.
“Dokter mengatakan harus ada tindakan operasi di rusuk bagian kiri”, ujar Idris Sanur saat dikunjungi di rumah sakit Yarsi Bukittinggi. Rabu 4/1-2023.
Menjawab pertanyaan, Idris Sanur tidak menampik kasus penganiayaan terhadap dirinya itu bermuatan politis. Itu dibuktikan ketika kasus penganiayaan terjadi.
“Sebelum pelaku melakukan tindakan anarkis dan pemukulan terhadap saya. Pelaku yang berjumlah tiga orang, satu perempuan berhijab dan dua lainya pria berbadan tegap berucap. Kamu Ketua Tim Pemenangan yaa...?. Pada saat bersamaan langsung diiringi pemukulan dan penganiayaan”, ujar Idris Sanur.
Ia mengatakan, pelaku itu berjumlah lima orang, hanya tiga orang yang turun dari mobil mini bus sejenis Fortuner warna putih.
“Saya dengar tiga dari lima pelaku sudah diamankan Polresta Bukittinggi”, ujar Idris Sanur.
Meski belum diperoleh keterangan dari hamba di Polresta Bukittinggi. Setelah Kapolresta Bukittinggi, melalui Kasat Reskrim yang dihubungi melalui percakapan jarak jauh (HP dan WA) tidak berbalas.
Idris Sanur, menegaskan tragedi yang menimpa dirinya itu bermuatan politis pemenangan calon Presiden RI Anis Baswedan.
“Saya pernah berseberangan dengan seorang tokoh adat Sumatera Barat, terkait dengan pemenangan calon Presiden RI Anis Baswedan, di Sumbar dan Indonesia”, ujar Idris Sanur.
Sementara Dafriyon SH, MH, dari Lawwise Dafriyon SH,MH & Patner, mengingatkan apapun yang terjadi, tindakan main hakim itu tidak benarkan. Apalagi ini dilakukan secara bersama.
“Kasus penganiyaan itu sudah mereka rencanakan sebelumnya, Dan Polisi harus mengusutnya. Biarkan saja pembuktian di pengadilan”, ujar Dafriyon yang bertandang ke Sekretariat PWI kota Bukittinggi jalan Batang Masang Belakang Balok. Rabu 4/1-2023.(asroel bb).