Kaum Dt Rajo Langik Blokir Jalan Masuk Stadion Maharaddin Kota Solok
Kota Solok,merapinews.com --
Kaum Dt Rajo Langik, memblokir jalan masuk ke stadion Maharaddin kota Solok, Sumatera Barat.
Tindakan itu mereka lakukan akibat ketidak jelasan ganti rugi lahan kaum mereka yang terkena jalan masuk ke stadion.
"Kami terpaksa melakukan pemblokiran akses jalan masuk itu, selama tidak ada kejelasan dan penjelasan dari Pemerintah Kota", ujar kaum Dt Datuk Rajo Langik, melalui wakilnya Yarsril Dt Ampanglimo.
Ia mengatakan hal itu terkait pemakaian lahan kaum mereka seluas 1.500 m2 untuk akses jalan keluar masuk stadion Marahadin kota Solok.
Sebelumnya hal yang sama sudah pernah kami lakukan.
Rekanan kontraktor PT. Mina Fajar Abadi cabang Pekan Baru (Riau) yang mengerjakan lanjutan proyek Stadion Sepak Bola Maharadin Laiang, kota Solok senilai Rp. 24,2 miliar itu memohon agar kaum kami membuka akses jalan.
Kami percaya dengan janji mereka yang akan menyelesaikan hak kaum kami dengan Pemko Solok.
Percaya dengan janji, penutup akses jalan kami buka. Realitanya kini kondisinya berbanding terbalik dan mereka pergi tanpa pamit, sehingga kaum kami dirugikan.
Dampak kini terjadi permasalahan. Pemerintah Kota Solok, harus mencari solusinya agar warga kota tidak dirugikan.
Kini kami terpaksa memblokir kembali akses jalan keluar masuk stadion itu, sebelum ada hitam putih oleh Pemko Solok", ujar kaum dt Rajo Langik.
Perantau Solok asal Jakarta “Indra”, menyatakan keheranannya. Sementara isyu tak sedap terhadap semua tender milyaran Kota Solok selalu bermasalah. Konon masalah tersebut seperti sengaja di biarkan.
Kami perantau merasa malu, Pemko Solok segera mencari mencari solusi terbaik terhadap semua persoalan, jangan biarkan masalah itu berlarut-larut, akibatnya berita di beberapa Media Online membuat heboh perantau Solok.
Kami berharap agar pemegang tampuk iebijakan Pemko Solok sesegera mungkin menyelesaikan persoalan yang tidak baik.
Sementara ketua LSM Gerakan Pemuda Anti Korupsi Solok (GEPAK SOLOK) Yudistira, saat diminta Komentarnya terhadap pemblokiran akses jalan masuk Stadion Marahadin menyatakan, bahwa pihaknya dari awal proses tender sudah memcurigai ada permasalahan terhadap dokumen lelang.
Setelah kami menelusuri, bahkan kami langsung mengkonfirmasikan pada pelaksana kerja yang bernama Man Piala terhadap Isyu dugaan penggunakan dokumen palsu untuk memenangkan tender proyek milyaran itu, seperti nama peserta Pemenang PT. Mina Fajar Abadi cabang Pekan Baru sesuai pada pengumuman di LPSE Kota Solok, menggunakan NPWP bukan NPWP Cabang, Melainkan NPWP Perusahaan yang berkantor Pusat Daerah Aceh, artinya Kantor Cabang Pekan Baru PT. Mina Fajar Abadi tidak memiliki NPWP.
Menurut pelaksana kerja Man Piala menjelaskan, pihaknta tidak pernah menggunakan dokumen yang diduga palsu, sebab saat perusahaan mendaftar di ULP Padang tahun 2010 lalu, menggunakan NPWP Pusat, dan saat kami ikut tender tahun 2022 di kota Solok, kami berusaha untuk menggantinya dengan NPWP kantor Cabang, tapi tidak bisa proses cepat.
Prosesnya makan waktu lama kata petugas ULP padang, makanya kami coba saja menggunakan NPWP Kantor Pusat, ternyata tidak ada masalah, buktinya kami menang tender mengerjakan Proyek lanjutan lapangan sepakbola ini, kata Man Piala, tanpa memperlihatkan NPWP Kantor cabang yang katanya ada kepada LSM Gepak.
Terhadap Penutupan atau Pemblokiran Akses Masuk stadion ini, Yudistira juga menyampaikan, seharusnya Pemko Solok peran aktif untuk menyelesaikan persoalan ini, karna Tanah Stadion itu, awalnya di jual oleh pemilik tanah kepada pengusaha Perumahan, karna Perumahan tidak jadi di bangun, di jual ke Pemko Solok oleh pengusaha perumahan, namun tidak melibatkan tanah akses jalan masuk, yang di jual cuma seluas pembangunan Stadion itu saja, untuk tanah akses jalan masuk tidak ada pada peta tanah penjualan, sementara pemilik tanah akses jalan masuk kepunyaan Ulayat Dt. Rajo Langik, maka dari itu pihak Pemko Solok sesegera mungkin menyelesaikan persoalan ini dengan pemilik tanah, karna sangat Mubazir Stadion di bangun tidak memiliki akses jalan masuk, katanya. ( Ega )
