Lepaskan UMKM Dari Lilitan Rentenir, Tabungan Utsman Tingkatkan Perekonomian Kota Bukittinggi
Pengembangan ekonomi lokal merupakan faktor dan hal penting dalam memajukan suatu wilayah guna penopang ekonomi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Akademisi dan pengamat ekonomi Mirah Syaraini SE, menuturkan sektor utama
ekonomi kota Bukittinggi, adalah pariwisata dan perdagangan.
Dua sektor itu telah banyak melahirkan pelaku UMKM yang menggerakkan perekonomian dan menahan laju inflasi di kota Bukittinggi.
Menurut Mirah, Pemerintah Kota Bukittinggi memberi perhatian besar terhadap sektor UMKM, dengan memberikan bantuan modal melalui program Tabungan Utsman.
Modal yang diberikan itu tanpa jaminan. Hanya sebuah kejujuran pelaku UMKM dan pelaku ekonomi lainya agar masyarakat terhindar dari jeratan lilitan hutang rentenir.
Dilansir dari laman WhatsApp Erman Safar, Program ini merupakan kerjasama yang dilakukan dengan PT BPRS Jam Gadang (Perseroda) untuk membantu pembiayaan pelaku UMKM tanpa agunan dan tanpa bunga.
Menurutnya, Program itu diluncurkan Walikota Bukittinggi Haji Erman Safar SH, pada tahun 2022.
Website BPRS Jam Gadang, merilis selama tahun 2022, pihaknya telah mengucurkan modal kepada 1.956 debitur UMKM, dengan total kucuran modal sebanyak Rp.14.518.200.000,- sementara subsidi yang diberikan Pemerintah Kota Bukittinggi sebesar Rp.2.574.989.266.
Ini sebuah gebrakan yang sangat fenomental, hebat pro-ekonomi rakyat, bila dipandang dari sisi pelayanan publik
Ini inovasi pemerintah kota Bukittinggi yang dipimpin Erman Safar sebagai Walikota Bukittinggi, sesuai dengan konsep “Service Dominant Logic” ( Vargo & RobertF.Lusch, 2017).
Konsep itu mengedepankan pertukaran jasa, penggabungan sumber daya, pemanfaatan operant resources (sumber daya operant), pengetahuan, skill dari sumber daya manusia, budaya organisasi, sistem organisasi, kompetensi, informasi, dan jaringan.
Penciptaan ini yang bersifat customer centric atau responsive.
Menurutnya, Pemerintah Kota Bukittinggi melalui Tabungan Utsman lebih mengedepankan pertukaran jasa, bukan lagi barang.
Itu artinya bantuan kepada masyarakat adalah jasa yang membangun pertumbuhan ekonomi.
Penggabungan sumber daya dilakukan baik sumber daya dari instansi pemerintahan maupun dari PT BPRS Jam Gadang, terutama sumber daya operant yaitu skill sumber daya manusia dan profesionalitasnya dalam menjalankan Tabungan Utsman.
Pembuktian itu dapat disimak melalui Rewards (Penghargaan) Top BUMD Awards Bintang 5 di tahun 2023.
Penciptaan nilai bersama telah dilakukan antara Pemerintah Kota Bukittinggi dengan masyarakat, artinya masyarakat mendapat manfaat dan nilai tambah secara langsung dari Tabungan Utsman.
Program itu melepaskan masyarakat dari praktek riba dan memberi insentif dalam berusaha.
Orientasi pelanggan lebih fokus pada pelaku UMKM yang telah memenuhi persyaratan.
Responsive terhadap kebutuhan pelanggan juga menjadi poin penting dalam Tabungan Utsman, seperti nasabah tidak perlu datang ke bank dalam pengembalian pinjaman, karena petugas Bank dapat menjemput pemenuhan cicilan setiap harinya dengan nominal yang tidak begitu memberatkan bagi pelaku UMKM.
Dengan adanya Tabungan Utsman telah membuat pelaku UMKM kembali menggeliat pasca pandemi, sementara angka kemiskinan pun turun dari 5,14 % tahun 2021, menjadi 4,46 % pada Tahun 2022.
Konsep SDL yang mengutamakan pemberian nilai pada customer yang digagas Vargo & RobertF.Lusch (2017) ternyata merupakan konsep lama yang terinspirasi dari Utsman Bin Affan, seorang khalifah yang selalu mengedepankan masyarakat selama kekhalifahannya.
Pada saat ini, konsep itu digunakan kembali oleh Pimpinan Pemerintah Kota Bukittinggi dalam membantu perekonomian masyarakat melalui Tabungan Utsman.(asroel.bb)