Kota Sawahlunto Darurat Narkotika, Kadisdik Buang Badan.
Pasca berakhirnya Tambang Batubara Sawahlunto, setelah PT. Bukit Asam (PT. BA), mengalihkan produksi mereka ke Tanjung Enim (Sumsel) 23 Tahun lalu, perekonomian masyarakat kota kecil itu tidak lagi menjanjikan.
Pemerintah kota dengan sejumlah program peningkatan perekonomian masyarakat terus berupaya mencari terobosan.
Hal itu dilakukan agar perekonomian masyarakat agar tetap dan terus bergerak.
Namun dampak tidak berproduksinya PT BA hingga kini masih berpengaruh pada perekonomian warga.
Imbasnya, juga melanda dunia pendidikan, khususnya bagi kalangan remaja usia sekolah.
Sebagian mereka tidak lagi melanjutkan pendidikan. Akhirnya mereka terperangkap dengan dunia hitam Narkotika.
Peredaran gelap narkotika dikalangan remaja, miras dan protitusi di kota Sawahlunto, bukan lagi barang baru.
Asril, Kepala Dinas Pendidikan kota Sawahlunto, tidak menampik peredaran gelap narkotika di kalangan remaja kota Sawahlunto.
Sebagai seorang pengendali dunia pendidikan, Asril seharusnya ia peka dengan kondisi yang akan meluluhlantakan masa depan remaja kota itu.
Ia, seharusnya memberi solusi terkait dengan peredaran gelap dan pemakaian narkotika dikalangan remaja kota Arang itu.
Karena baik Narkotika maupun tindak pidana korupsi merupakan musuh bersama, dan bersama-sama memberangusnya.
Realitanya Kepala Dinas Pendidikan Kota Sawahlunto Asril, bagaikan buang badan ketika dia ajukan pertanyaan terkait pemakaian dan peredaran gelap narkotika dikalangan remaja usia sekolah.
“Tanggung jawab itu berada di Dinas Sosial”, ujarnya saat dikonfirmasikan diruang kerjanya, Senin 5/6.
Sikap buang badan Kepada Dinas Pendidikan kota Sawahlunto Asril, dikecam sejumlah pihak.
Sebagai seorang pejabat publik seharusnya ia memberi solusi dengan kondisi kekinian kota arang.
Tapi hal itu tidak ia lakukanya, yang terjadi justru sebaliknya, ia melemparkan tanggung jawab pada institusi lain.
“Saya menyesalkan sikap Kepala Dinas Pendidikan itu”, ujar se orang tokoh masyarakat.(Alpen Hadi).