Tokoh masyarakat kota Payakumbuh Asmadi Thaher, menyesalkan penyelenggaraan kegiatan Free Day Cup 2025 di jantung kota, Minggu 19 Januari 2025 lalu.
Kegiatan olah raga yang tidak merujuk kompetisi itu menghadirkan sejumlah cabang olah raga, seperti Sepatu Roda, Scateeboard dan sejumlah cabang olah raga lainya, termasuk kegiatan jantung sehat.
“Saya melihat mendekati akhir masa jabatan Suprayitno sebagai pejabat Wali Kota Payakumbuh, diduga ia kebablasan memberi izin kegiatan Car Free Day di tengah kota”, kata Asmadi Thaher.
Politisikus dan tokoh masyarakat kota Payakumbuh Asmadi Thaher, menyatakan hal itu dalam sebuah perbincangan dikawasan Pecinaan Kadai Kopi 68, jalan A Yani, Senin 20 Januari 2025.
“Saya menyesalkan sikap Pj. Wali Kota Payakumbuh Suprayitno yang memberi izin terselenggaranya kegiatan Free Day Cup di jantung kota. Seharusnya kegiatan itu diselenggarakan di lapangan olah raga, seperti di Batang Agam, atau di lapangan olah raga Padang Kaduduak. Dan kenapa harus di jantung kota yang ramai arus lalu lintas orang dan kendaraan”, sesalnya.
Padahal dua arena olah raga yang berada di dua kawasan itu di bangun dengan kucuran keringat rakyat melalui pajak yang mereka bayar tapi tidak dimaksimalkan.
Dampak aktifitas olah raga dibawah tajuk Free Day Cup di jantung kota Payakumbuh nyaris merenggut nyawa.
“Saya sampai berteriak dan cemas melihat sejumlah remaja kota Payakumbuh bersiluncur dengan sepatu roda dan Skateboard di tengah keramaian kota yang padat arus orang dan lalu lintas di jalan A. Yani", paparnya.
Apalagi Minggu 19 Januari 2025 merupakan hari pasar di Payakumbuh.
Kendati belum di peroleh konfirmasi dari Pj. Wali Kota Payakumbuh Suprayitno, terkait kegiatan olah raga non kompetisi yang di jantung kota, sebab saat di hubungi ia sedang memimpin rapat.
“Bapak sedang rapat”, ujar seorang staf dari TP-PKK Kota Payakumbuh Ica.
Namun Kepala dinas Pariwisata dan olah Raga Kota Payakumbuh Novriwandi, tidak menampik kegiatan Free Day Cup tahun 2025 Payakumbuh, diselenggarakan di jantung kota.
Kegiatan nyang sama, katanya seperti di Jakarta dan kota Padang, juga dilakukan di tengah keramaian kota. Bahkan di Kota Padang diselenggarakan di jalan Sudirman.
Namun Bujang Harimau, demikian Asmadi Thaher akrap disapa membantah pernyataan Kepala Dinas Pariwisata dan olah raga kota Payakumbuh Novriwandi.
Menurut Bujang Harimau, duo kota baik Jakarta maupun kota Padang yang juga menyelenggarakan kegiatan yang sama disebabkan karena mereka keterbatasan memiliki sarana olah raga yang representatif, beda dengan kota Payakumbuh, sesalnya.(asroel bb)