Wartawan Merapinews.com
Suksesi Pemilihan Kepala Daerah Serentak Nasional November 2024 masih menyisakan waktu 4 bulan.
Sejumlah kandidat yang akan memperebutkan kursi Kepala Daerah setingkat Bupati dan Wali Kota priode 2024-2029 sebagian sudah mendeglarasi pasangan. Namun tidak tertutup kemungkinan akan ada yang kecewa.
Saya mencermati setelah Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Kamis 27/5-2024 disebuah hotel berbintang Jakarta, memberi mandat atau rekomendasi atau apalah namanya pada Ramlan Nurmatias dan Ibnu Aziz, sebagai pasangan bakal calon Wali Kota dan wakil Kota Bukittinggi priode 2024-2029.
Kalau itu mendat, artinya mereka berdua harus mensosialisasikan pada masyarakat bahwa itu hanyalah mandat yang mereka terima dan bukan dukungan. Inilah yang tidak jelas.
Yang mengherankan kenapa deklarasi penyerahan mandat itu dilakukan di sebuah hotel, padahal kita tahu PKS partai besar di Indonesia, selain mempunyai jaringan luas, pertai itu juga mempunyai kantor dan Sekretariat.
Pertengahan Februari 2024 saya menurunkan tulisan opini dibawah judul “Pilkada Kota Bukittinggi akan berdarah-darah”.
“Berdarah”, bukan berarti akibat sebuah peristiwa kriminal, melainkan dampak pembunuhan karakter.
Menurut saya, analisa itu mendekati pembenaran.
Lazimnya setiap mandat dan surat keputusan yang diterbitkan seharusnya dibacakan, termasuk menyebut nomor SK, tapi itu tidak terjadi.
Fenomena terus menggelinding. Curiga tentu saja iya.... Apalagi bila dikaitkan dengan jabatan Ramlan Nurmatias sebagai ketua Partai Demokrat Kota Bukittinggi.
Sampai saat ini partai Demokrat yang ia pimpin belum mengeluarkan rekomendasi dan kepastian dukungan terhadap dirinya.
Pengamat politik lokal Kota Bukittinggi, belum melihat atau mendengar Ramlan direkomendasikan oleh partai Demokrat maju sebagai bakal calon Wali Kota Bukittinggi priode tahun 2024-2029
Nampaknya bagi Ramlan direkomendasikan atau tidak oleh partai Demokrat tidak jadi persoalan, namun ia terus bergerilya politik untuk mendapat dukungan. Dan itu sudah ia peroleh dari PAN dan PKS.
Kendati tanpa dukungan PAN sebagai partai pengusung. Ramlan Nurmatias pun sudah antap melenggang menuju gerbang demokrasi Pilkada Bukittinggi. Sebab perolehan 5 kursi dari PKS di DPRD Kota Bukittinggi, sudah menjamin.
Disinilah saya melihat kepiawaian Ramlan Nurmatias berpolitik. Bisa jadi kepiawaian itu akan membuat ia keseleo (takilik). Sebab kompetitornya ketua Partai Gerindra sekaligus petahana Wali Kota Bukittinggi Erman Safar.
Kendati perolehan kursi partai besutan Prabowo Subianto, tidak memenuhi persyatan untuk mengusung kandidatnya, namun sinyal dukungan dari sejumlah partai lain sudah menyala.
Kabarnya, Partai Golkar dan partai lainya sudah mengedipkan lampu dukungan, artinya jalan mulus bagi Erman Safar untuk masuk di arena Pilkada Bukitinggi sudah terbuka.
Amankah perjalanan Ramlan Nurmatias?, Saya ragu sebab ada onak dan duri masih menganjal. Onak duri itu amat sulit di singkirkan, itulah yang akan menjadi ranjau.
Ini bak makan buah simalakama. Kukuh atau bakareh juo maju, itu artinya ia akan menempuh dua resiko, mengorbankan anggota DPRD terpilih Ny. Yessi Andriani Nurmatias di PAW sebelum dilantik, atau ia harus mundur sebagai bakal calon Wali Kota.
Kalau Ramlan Nurmatias mundur artinya ia telah menyelamatkan anggota DPRD Sumatera Barat terpilih Yessi Andriani dari PAW.
Sebaliknya kalau Ramlan kukuh dengan pendirian, selain jabatan ketua partai copot dari tanganya, Yessi Andriani harus meredam mimpi sebagai wakil rakyat.
Bukankah ketika Pilkada serentak nasional diselenggarakan November 2024, ketua umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sudah resmi dilantik sebagai Presiden RI?.
Dalam kabinet Prabowo, dipastikan akan ada Ketua Umum Partai Demokrat Agus Hari Yudhoyono (AHY).
Nah, bila fenomena politik praktis Kota Bukittinggi mengelinding sampai kepada ketua Dewan pimpinan pusat (Gerindra dan Partai Demokra) fenomena mata uang dua sisi yang saling berbeda akan terjadi.
Apabila AHY kukuh menempatkan Ramlan Nurmatias sebagai bakal calon Walikota Kota Bukittinggi ini akan berisiko secara nasional.
Lagi-lagi sebuah fenomena. Semua orang tahu kalau Erman Safar, ketua Partai Gerindra Kota Bukittinggi.
Bagi DPP Partai Gerindra, Kota Bukittinggi ibarat perawan ting-ting nan Sexy. Gadis itu harus dipersunting, kendati mengorbankan mahar nan waaah!!!.(***)