Penantian panjang selama Tiga Dasawarsa (30 Tahun), rencana keberadaan Ibu Kota Kabupaten (IKK) Sarilamak, mulai melihatkan titik terang.
Sejumlah fasilitas penunjang keberadaan IKK itu sudah di bangun, termasuk fasilitas publik lainya seperti taman terbuka hijau “Mahkota Berlian” sebagai jantung dan paru-paru IKK sudah melihatkan ekstensinya.
Bupati Kabupaten Limapuluh Kota Haji Safaruddin Dt. Bandaro Rajo mengatakan, wacana pembangunan IKK terbersit sejak tahun 1995-1996, kurun waktu selama itu sejumlah wacana di munculkan, namun realisasinya jauh dari harapan.
Bupati Haji Safaruddin mengingatkan hal itu menjawab pertanyaan terkait dengan realisasi pembangunan IKK dan rencana pembangunan jalan dua jalur yang membentang di IKK Sarilamak, dalam sebuah perbincangan di Rumah Dinas, Pekan lalu.
Ia mengatakan, pembangunan IKK di Sarilamak itu tidak ujuk-ujuk. Sejumlah regulasi berbadan hukum terlebih dahulu harus dipersiapkan.
Insya allah kurun waktu 3 tahun terakhir masa kepemimpinannya sebagai Bupati, semua regulasi seperti Rencana Tata Ruang Wilayah (RTW) dan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR), sudah melihatkan titik terang.
“Dua produk hukum daerah itu masing-masing Perda no. 03 tahun 2024 tentang RTRW dan Perda No. 6 tahun 2024 tentang RDTR”, papar Bupati.
Kini eksekusinya berada di Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Limapuluh Kota, terkait dengan Konsolidasi Tanah Perkotaan (KTP) seluas 71,24 Ha yang dimiliki 63 orang pemilik sah lahan itu.
Selain itu, kata Haji Safaruddin, hasil kajian dari KTP itu tadi, pasar Sarilamak, akan dijadikan pusat pasar kuliner. Sementara pasar lama di relokasi ketempat yang lebih strategis dan lebih nyaman.
“Rencana awal memang akan ada jalan dua jalur yang akan membentang di jantung Ibukota Kabupaten itu,” timpal Kepala Dinas PUPR Kabupaten Limapuluh Kota Nono Syukri.
Namun setelah melalui study kelayakan, bila jalan nasional sepanjang 9 Km dibangun dua jalur, dipastikan tidak akan memberi nilai tambah terhadap perekonomian masyarakat. Padahal kita tahu di kiri dan kanan jalan negara itu terdapat banyak rumah hunian penduduk.
Solusinya, jalan Negara yang membentang 9 Km di IKK itu tetap satu jalur, sementara sisi kiri dan kanan jalan, masyarakat diberi kesempatan membangun tempat-tempat usaha seperti perbengkelan, kedai dan sejenisnya.
“Kita akan tata kiri - kanan bibir jalan nasional sebagai pusat ekonomi masyarakat. Sementara kendaraan yang melintas di jalan nasional itu ditenggat dengan kecepatan rendah”, papar Nono Syukri.(asroel bb)