arrow_upward

Masyarakat Boikot Yayasan Syech Sulaiman Arrusali Pesantren MTI Canduang

Senin, 05 Agustus 2024 : Agustus 05, 2024

Canduang/Agam,merapinews.com  ---
Sejumlah anak Nagari Canduang Koto Laweh, Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam, membeikot kepimpinan ketua Yayasan Syech Sulaiman Arrusali. 

Mereka menuntut ketua Yayasan yang membawahi Pesantren Madrasah Tarbiyah Islamiah [MTI] Canduang, mundur dari jabatan, karena gagal pimpin pesantren.

Tindakan pemboikotan itu mereka lakukan, karena sang ketua tidak koperatif dengan insiden yang sedang menerpa lembaga ke keagamaan tertua di Sumatera Barat itu.


“Sementara waktu kami harus bertindak tegas dan memberhentikan ketua Yayasan Syech Sulaiman Arrusali, dari jabatannya sampai ada perkembangan selanjutnya”, ujar perantau Nagari Canduang Edwar Sikumbang.

Langkah tegas itu terpaksa kami ambil setelah insiden penyimpangan sexual yang dilakukan para pembina Pondok terhadap sejumlah santri, namun sang ketua Yayasan Syech Sulaiman Arrusali bagaikan acuh.

Tindakan sang ketua Yayasan itu secara tidak langsung telah melecehkan perwakilan Niniak Mamak beserta pemuda dan anak Nagari khususnya.


Meski keberadaan MTI Canduang merupakan sebuah aset bagi kami anak nagari, namun kontribusi aset yang kami miliki itu tidak dirasakan masyarakat, bahkan anak nagari yang menuntut ilmu di lembaga ke keagamaan itu diposisikan sama dengan santri-santri lain.

Yang lebih memiriskan, ujar Edwar keberadaan lembaga pendidikan ke keagamaan di Nagari Canduang, seharusnya memberikan kontribusi pergerakan ekonomi masyarakat. Namun hal itu tidak terjadi, semua kebutuhan santri mulai makan, laundry bahkan air mineral sekalipun di boikot oleh yayasan.

Dalam orasinya Edwar, mengatakan tidak tertutup kemungkinan santri bunuh diri loncat dari loteng Asrama ditenggarai nya juga korban penyimpangan sexual. 

Ia mencurigai, karena sebelum mayat korban diserahkan pada keluarga, pengurusan sang mayat mulai dari memandikan, mengkafani semuanya dilakukan oleh Yayasan, keluarga korban hanya dapat melihat wajah sang mayat, karena tubuh sang mayat sudah dikafani.

Pelecehan dan pelecehan terhadap anak nagari makin masif dilakukan  oleh sang ketua yayasan Syech Sulaiman Arrusali, semula ia menjanjikan akan mengadakan pertemuan dengan anak nagari, pemuda dan niniak mamak 28 Juli 2024, realitanya hal itu ia ingkari, meski anak nagari memberi tenggang waktu 2X24 jam, namun sang oknum ketua Yayasan masih tetap ingkar. Klimaksnya atas kesepakatan kami terpaksa memboikot jabatan ketua Yayasan dan menyatakan mosi tidak terpercaya.[asroel bb]