Tidak maksimalnya penyaluran air bersih yang bersumber dari PDAM Tirta Jam Gadang ke rumah-rumah masyarakat, itu disebabkan tingkat kebocoran mencapai 42%. Disamping usia pipa rata-rata mencapai 42 tahun.
“Kondisi itu cukup memprihatinkan dalam pemenuhan air bersih bagi masyarakat Kota Bukittinggi”, kata Pjs Walikota Bukittinggi Hani S Rustam, saat ia menemui Dirjen Cipta Karya, Kementrian PUPR Ir. Anang Muchlis, di Jakarta Kamis 17/10-2024.
Pertemuan itu guna membahas peluang Kota Bukittinggi mendapat program bantuan perbaikan pipa PDAM Jam Gadang untuk pemenuhan kebutuha air bersih bagi warga Kota Bukittinggi.
Hani S Rusdtam tidak menampik, ada sejumlah persoalan termasuk sarana dan prasarana sumber air bersih di Kota Bukittinggi, kondisinya harus dilakukan revitalisasi dampak dari bencana alam beberapa bulan lalu.
Ia mengatakan, sumber air ada di Kabupaten Agam, tapi aset sarana dan prasarananya dimiliki Kota Bukittinggi. Dengan sendirinya revitalisasi itu membutuhkan dana cukup besar, dan tidak terjangkau kalau dikerjakan dengan APBD. Solusinya kita butuh suport dari pusat agar perbaikan itu bisa lebih maksimal.
Hani S Rustam berharap, adanya perhatian khusus dari Kemen PUPR untuk mengatasi persoalan Bukittinggi. Ia berharap dana yang digulirkan pusat tidak hanya untuk perbaikan sebagian, melainkan bagai mana air bersih bisa mengalir dengan lancar ke rumah hunian masyarakat.
Direktuir Air Minum Dirjen Cipta Karya, Kemen PUPR Anang Muchlis, menyatakan kondisi yang di alami kota Bukittinggi, sudah menjadi perhatian pemerintah pusat. Sehingga untuk penangananya akan di upayakan dana dari pusat, melalui dana penanggulangan bencana alam.
Diakui Anang Muchlis, lokasi bencana berada di Kabupaten Agam, tapi dampaknya dirasakan warga Kota Bukittinggi, khususnya menyangkut kesediaan air bersih.
Dari laporan, kata Anang, alokasi pendaanya akan dipenuhi dalam proses revisi DIPA. Mari kita tunggu, ujarnya menjanjikan.[asroel bb].