Pemerintah Kota Bukittinggi, melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, akan mengevaluasi dewan juri yang akan menilai para peserta Festival Lomba Seni Siswa (FLSS) tingkat Sekolah Dasar (SD) se Kota Bukittingi.
“Festival itu sendiri akan diselenggarakan 10 Juni 2025”, ujar Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Herriman, Rabu 21 Mai 2025.
Evaluasi dewan juri itu perlu kami lakukan. Sebab tidak tertutup kemungkinan akan terjadi pilih kasih terhadap peserta.
Errisman mengatakan, Informasi yang ia terima selama penyelenggaran FLSS di Bukittinggi, juri selalu orang yang sama, sehingga pemuncak FLSS tingkat kota Bukittinggi, selalu dimenangkan anak didik (binaan) mereka, padahal ia (sang juri..red) tidak memiliki sanggar dan tidak memiliki talenta dibidang tarik suara.
Dampaknya, pemuncak yang mewakili kota Bukittinggi, selalu keok (kalah) di tingkat provinsi. Kasus ini sudah berulangkali terjadi, itu disebabkan anak didik yang mereka rekomendasikan tidak mumpuni namun dipaksakan.
Padahal talenta anak-anak yang mengikuti ivend FLSS tingkat Sekolah Dasar(SD) di kota Bukittinggi, banyak yang mumpuni. Mereka mampu bersaing ditingkat Provinsi bahkan tingkat nasional sekalipun. Namun krearifitas mereka di bidang tarik suara telah dikebiri sebelumnya.
“Ini yang terjadi setiap tahun penyelenggaraan FLSS di Kota Bukittinggi. Bahkan pada tahun 2024 lalu juri masih orang yang sama termasuk istrinya”, timpal orang tua murid.
Katanya, evaluasi juri itu perlu dilakukan. Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) dan Petunjuk Tehnis (Juknis) nya sudah jelas. Sang juri tidak dibenarkan berasal dari daerah yang sama dan, tidak mempunyai konflik kepentingan pada ajang yang sama. Tapi yang terjadi pada ajang FLSS kota Bukittinggi justru sebaliknya.
Meski belum di peroleh konfirmasi dari Yon Hendri, sang oknum juri pada ajang talenta FLSS tingkat Sekolah Dasar (SD) kota Bukittinggi. Namun orang tua murid yang anak-anak mereka ambil bagian berharap penitia FLSS jangan menempatkan sang juri yang punya konflik kepentingan.
"Saya melihat sang juri punya kinflik kepentingan pada ajang kreasi suara anak-anak yang ikut audisi Flss", ujarnya.
Tidak, tidak ..., hal itu tidak akan terulang. Saya melihat kasus ini seperti ada KKN. Saya akan bicarakan dengan Kabid yang membidangi ajang ini agar mereka diefaluasi, kata Kadis Pendidikan dan Kebudayaan kota Bukittinggi Herriman, diruang kerjanya. (asroel bb)..