arrow_upward

Ditenggarai Proyek Gagal PT. Brantas Abipraya Senilai Rp. 15 M Di Anak Aia Bukittinggi

23 November 2025 : 23.11.25

Bukittinggi, merapinews.com. ---

Sebuah ironi yang tidak patut kini dipertontonkan PT. Brantas Abipraya, sebuah perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengerjakan proyek Senilai Rp. 56 Miliar Di Bukittinggi. 

Proyek pengairan yang berada  di tiga titik lokasi Anak Aia, Palolok dan Bak Kincia, dalam kota Bukittinggi itu ditenggarai atau dapat diduga tidak akan selesai sesuai kontrak kerja sejak ditandatangi tanggal 2 September 2025.

Realita itu tercermin selain lambannya pekerjaan, juga dibeberapa titik lokasi terlihat beberapa spot pekerjaan dilakukan tambal sulam.

Nyaris tidak terlihat adanya pasangan baru disepanjang alur sungai dikawasan Anak Air (By Pass), Kecamatan Mandiangin Koto Selayan, Kota Bukittinggi.  

Realita itu terlihat dari pekerjaan pasangan penguat maupun penahan tebing, hanya dilakukan pemolesan, demikian juga halnya pasangan koporan dan luncuran dasar sungai, dapat diduga menyimpang dari kontrak kerja No. HK0201-Bsw5.8.1/354.

Komisariat Lembaga Missi Reclassering Republik Indonesia (LMR-RI) Sumatera Barat Ir. Sutan Hendy Alamsyah, dalam sebuah perbincangan dikawasan Pecinan Jalan A Yani Bukittinggi, menilai pekerjaan yang di biayai Pemerintah pusat (Negara) melalui Kementrian Pekerjaan Umum, Direktorat Jendral Sumber Daya Air Balai Wilayah Sungai Sumatera V Padang, ditenggarai nya, tidak akan selesai sesuai jadwal 120 hari kalender pekerjaan. Sementara sisa waktu per Desember 2025 tinggal hitungan jari.

"Saya melihat proyek pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi primer dan sekunder pada daerah irigasi dibawah1.000 Ha itu, dapat diduga tidak sesuai dengan perjanjian kerja", ujar Komisariat Badan Peserta Hukum Negara dan Masyarakat yang yang tertuang dalam kembaran negara No. 105 tahun 1954 dan berita Negara No. 90 tahun 1954, Sutan Hendy Alamsyah.

Mengutip pernyataan Sutan, ia menilai pekerjaan proyek strategis pertanian di tiga titik lokasi dalam kota Bukittinggi itu, diduga karena koordinasi Main Count dengan Sub Count terbatas, bisa jadi karena keuangan yang berdampak pada pekerjaan. Sementara itu, Sutan juga menengarai pekerjaan Tersier bak Kincia Gulai Bancah, Kecamatan Mandiangin  juga perlu dipertanyakan.

Nyaris, pekerjaan disepanjang aliran sungai Anak Aia, By Pass Bukittinggi itu, tidak terlihat adanya pasangan baru, yang terjadi hanya penyempitan alur sungai sepanjang 100 meter dengan memoles pasangan yang sudah ada.

Sejauh ini belum diperoleh konfirmasi dari Sub Count PT. Brantas Abipraya Rizki, meski sudah dihubungi secara patut baik melalui tulisan dan pembicaraan jarak jauh, namun ia tidak merespon. Kecuali Alju, seorang staf Konsultan Pengawas yang mengaku dari Agrobisnis Pangan Nusantara. Ia mengatakan perkejaan terdiri beberapa spot.(asroel bb).


Catatan: Guna menjaga prinsip jurnalis berimbang (cover both sides), kami tetap memberi ruang pada pihak-pihak untuk melakukan dan memberikan klarifikasi.