Pjs Wali Kota Bukittinggi Hani S Rustam, mengintruksikan agar mensosialisasikan prevalensi stunting ke sekolah dan masyarakat. Sebab angkanya cukup tinggi.
Ia mengingatkan saat memimpin rapat koordinasi terkait percepatan penurunan angka prevalensi stunting di BBC Balai Kota, Senin 10/10-2024.
Dalam RPJMD, katanya target prevalensi stunting kota Bukittinggi 12,5% tahun 2023 dan 11,6% tahun 2024, 1,8% tahun 2025 dan 10% tahun 2026.
Menurutnya Dinas terkait sudah melakukan audit kasus [AKS] yang dilaksanakan setiap tahun.
Ia mengatakan, dinamika kasus stunting Kota Bukittinggi terjadi beberapa faktor penyebab diantaranya, pernikahan dini, pernikahan yang tidak memadai, faktor indifidu seperti kurangnya kesiapan untuk hamil dan menjadi orang tua.
Berdasarka data AKS 2022-2024, persoalan penting yang jadi penyebab stunting seperti perokok pasif, dan faktor kesadaran kesehatan masyarakat, termasuk faktor sosial ekonomi yang jadi penyebab rumah tangga tidak layak huni atau penghasilan tidak mencukupi pemenuhan gizi kerluarga.
Hani S Rustam mengakui ada sejumlah wilayah hampir setiap tahun angka prevalensi stunting cukup tinggi.
Untuk itu ia mengingatkan agar program yang telah ada perlu difokuskan dan diakselerasi dalam penangananya.
Sebagai langkah strategis katanya, ia berharap agar fokuskan perhatian pada Kelurahan dengan angka stuntingnya paling tinggi.
Intensifkan program kunjungan lapangan tim Kesehatan untuk memberikan pelayanan kesehatan dan edukasi dari rumah ke rumah [door to door]. Kunjungan ke sekolah-sekolah amat perlu dengan melibatkan masyarakat dan media ekectronik dan medsos.
Pada saat yang sama Hani mengaskan, agar perbaikan rumah tidak layak huni segera dirampungkan dan ini harus menjadi prioritas daerah tahun 2025.[asroel bb]